Kita tentu mengetahui bahwa membaca adalah kegiatan sarat manfaat. Karena itulah kemudian muncul slogan-slogan seperti “Buku jendela dunia.”, “Banyak baca, banyak tahu.”, “Baca, baca, baca”, dan lain-lain. Bahkan Barbara Tuchman pernah berkata bahwa “Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam. Sastra bungkam, sains lumpuh. Pada hari ini, Kamis 1 Maret 2018,Perpustakaan Lantib Kelurahan Kanigoro kembali dipenuhi keceriaan murid-murid Paud Misfala 51.
30 anak Paud Misfalah dengan Pembina ibu Astutiningsih, S. Pd bukan hanya ingin mengunjungi perpustakaan Lantib, tapi anak – anak juga mendengarkam dongeng dari koleksi buku perpustakaan dan melalui APE atau Alat Peraga Eduktif
Inti dari kunjungan anak-anak Paud adalah dimana jaman sekarang yang serba instant melalui browsing lewat internet menjadikan anak yang serba ingin praktisnya saja, namun dengan membaca melatih anak kesabaran sejak dini
Anak – anak Paud boleh meminkam buku tersebut, untuk dibawa pulang dan dibaca dengan bimbingan orang tua. Keluarga adalah elemen terkecil dalam masyarakat. Di lingkungan keluargalah pendidikan pertama kali dilakukan. Oleh karena itu, peran keluarga dalam menumbuhkembangkan minat baca masyarakat tidak dapat dilupakan. Memberikan contoh langsung adalah cara terbaik dalam menumbuhkan minat membaca dalam keluarga. Inilah yang dalam sistem among yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara disebut dengan “ing ngarsa sung tuladha”. Orang tua sebagai pemimpin dalam rumah tangga wajib memberikan contoh (tuladha) secara langsung sehingga anak terbiasa membaca dan mendiskusikan bacaannya dengan orang tua. Orang tua juga harus melatih rasa ingin tahu anak, bukan mendiktenya sehingga anak akan memiliki daya kreativitas yang lebih tinggi.
